Halaman

Rabu, 24 Oktober 2018

5 Jenis Vitamin Untuk Kulit Sehat, Cerah dan Awet Muda

              Kulit merupakan lapisan organ tubuh paling atas yang langsung bersentuhan dengan benda dari luar. Oleh karena itu, kulit harus tetap terawat supaya bisa melindungi tubuh Anda. Banyak cara melakukan perawatan kulit, salah satunya adalah dengan memberikan asupan vitamin untuk kulit. Oregon State University mengungkapkan, vitamin memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit. Sebelum memilih vitamin untuk kulit terlebih dahulu kenali jenis kulit Anda.
Kenali Jenis Kulit Anda
Setiap orang memiliki jenis kulit berbeda dan hal ini dapat disebabkan oleh  faktor genetik dan usia. American Academy of Dermatology menggolongkan kulit remaja usia 11-13 tahun ke dalam tiga golongan, yaitu kulit berminyak, kering, dan kombinasi.

1. Kulit Berminyak

Oily skin atau kulit berminyak memiliki ciri-ciri mengilap dan cenderung berkomedo. Bahkan, jerawat pun dapat muncul jika kulit tidak dirawat. Pori-pori kulit juga terlihat besar, khususnya di wilayah T-zone (hidung, dahi, dagu).

2. Kulit Kering

Sementara itu, ciri-ciri kulit kering (dry) kebalikan dari oily skin. Pori-porinya nyaris tidak tampak, terlihat kusam, kasar, serta bergaris halus, teksturnya kurang elastis karena kurangnya kadar minyak di kulit .

3. Kulit Kombinasi

kulit kombinasi yang mempunyai karakteristik dry dan oily. Bagian T-zone pada jenis ini cenderung berminyak. Namun, di daerah pipi terlihat kering dan kusam.
Setelah menemukan jenis kulit Anda, kini saatnya memilih vitamin terbaik untuk kulit anda.

Jenis vitamin untuk kulit yang Anda butuhkan setiap hari

Gambar terkait


Faktanya, ada banyak jenis vitamin yang dibutuhkan kulit untuk tetap sehat dan cerah. Berikut adalah jenis vitamin untuk kulit yang harus Anda penuhi setiap hari, yaitu:

1. Vitamin A

Kebanyakan orang hanya tahu jika Vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, mungkin itu sebabnya banyak orang yang belum tahu kalau vitamin A juga baik untuk menjaga kesehatan kulit. Salah satu peran penting dari vitamin ini adalah untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan kulit.Vitamin A ini sangat cocok untuk jenis kulit yang kering.
Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa vitamin A punya banyak manfaat untuk kesehatan kulit seperti  :
  • Mengurangi kerutan dan garis halus
  • Mengatasi bercak kusam pada wajah
  • Menghaluskan kulit
  • Membantu mengendalikan jerawat
Orang dewasa membutuhkan vitamin A sebanyak 600 mikrogram setiap harinya. Anda bisa mendapatkan asupan harian vitamin A melalui beragam jenis makanan, di antaranya ubi jalar, wortel, dan sayuran berdaun hijau tua. Biasanya jenis vitamin untuk kulit ini juga terdapat pada berbagai jenis perawatan kecantikan, misalnya krim malam atau krim mata.
Hati-hati dengan penggunaan suplemen, karena kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga tidak baik dapat menimbulkan gejala seperti menurunnya nafsu makan, gangguan kesehatan tulang, mual dan muntah.

2. Vitamin E

Vitamin E sudah sangat dikenal pamornya sebagai vitamin untuk kulit. Vitamin ini bisa diandalkan untuk:
  • Menyembuhkan kulit yang kasar dan kering
  • Menjaga kulit agar tetap kenyal dan lembut
  • Mencegah kerusakan kulit akibat sinar UV dari matahari
  • Menghilangkan bekas luka membandel
  • Mengatasi iritasi kulit
Kebutuhan harian vitamin E untuk orang dewasa menurut angka kecukupan gizi adalah sebesar 15 mg. Anda bisa mendapatkan vitamin E dari berbagai bahan makanan seperti bayam, sawi, kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang polong, minyak zaitun, gandum,. Vitamin E juga dapat Anda temukan di dalam berbagai produk perawatan kecantikan.
Jika memang Anda merasa kebutuhan vitamin E tidak tercukupi dengan makanan, Anda bisa mengonsumsi suplemen. Namun, harus berkonsultasi dulu ke dokter sebelum  menggunakannya. Terlalu banyak vitamin E di dalam tubuh dapat menyebabkan diare, perut kram, hingga sakit kepala.

3. Vitamin C

Jenis vitamin untuk kulit yang satu ini kerap kali disebut sebagai antioksidan. Ya, vitamin C tak hanya bisa bikin Anda kebal dari serangan penyakit infeksi, tapi juga baik bagi kesehatan kulit. Sebenarnya, vitamin ini terkandung di dalam kulit bagian luar dan dalam.
Beberapa manfaat vitamin C untuk kulit, yaitu:
  • Meningkatkan produksi kolagen, sehingga dapat mencegah penuaan dini
  • Mengurangi kerutan di wajah
  • Mencegah dan mengatasi kulit kering
  • Membantu menyamarkan noda hitam di kulit
  • Mampu melindungi kulit dari paparan sinar UV
  • Mampu menangkal radikal bebas karena mengandung antioksidan
Dalam satu hari, vitamin C yang harus didapatkan orang dewasa adalah sebanyak 90 miligram untuk laki-laki dan 75 miligram untuk wanita.
Vitamin C bisa ditemukan pada beragam jenis buah dan sayuran seperti, jeruk, paprika, kembang kol, dan sayuran hijau. vitamin C juga dapat ditemukan dalam produk pelembap. Menggunakan suplemen atau suntik vitamin C juga dapat meningkatkan jumlah vitamin ini di dalam tubuh. Jika vitamin C berlebihan, dapat mengalami gangguan seperti diare, mual, dan muntah.

4. Vitamin K

Vitamin K sering menjadi salah satu komposisi dari krim steroid seperti obat jerawat atau masalah kulit lainnya. Vitamin ini sendiri sudah terbukti dapat membantu atasi masalah kulit seperti :
  • Strech mark
  • Bekas luka
  • Bintik hitam
  • Lingkaran hitam di bawah mata
  • Memar
Vitamin K yang dibutuhkan oleh orang dewasa dalam satu hari adalah 65 mikrogram untuk laki-laki dan 55 mikrogram untuk wanita. Menggunakan lotion yang mengandung vitamin ini bisa membantu pudarkan perubahan warna pada kulit dan mengurangi keriput.
Untuk menambah asupan vitamin K dapat dengan cara mengonsumsi beragam jenis makanan seperti sayuran hijau berdaun hijau tua, seperti bayam, brokoli, dan sawi.
Sementara itu, kelebihan vitamin K juga tidak baik. Efek samping dari terlalu banyak vitamin K adalah darah menjadi menggumpal. Jika Anda sedang mengonsumsi obat untuk mencegah penggumpalan darah, maka mengonsumsi vitamin K berlebihan bisa mengganggu pengobatan.

5. Vitamin B kompleks

Kebutuhan vitamin B kompleks tergantung dengan usia dan kondisi kesehatan masing-masing orang. Jadi, untuk mengetahui kebutuhan dari vitamin B yang Anda butuhkan, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Ada berbagai jenis vitamin B dan masing-masing vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang berbeda, seperti:
  • Vitamin B1: 1-1,2 miligram
  • Vitamin B2: 1,3-1,6 miligram
  • Vitamin B3: 12-15 miligram
  • Vitamin B5: 5 miligram
  • Vitamin B6: 1,3-1,5 miligram
  • Vitamin B12: 2,4 mikrogram
Ada banyak krim perawatan kulit yang mengandung vitamin B kompleks. Biasanya, krim tersebut mudah diserap ke dalam sel kulit dan membuat kulit menjadi terlihat lebih bercahaya. Selain itu, telah terbukti krim yang mengandung vitamin B memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membuat warna kulit berseri.
Vitamin B kompleks terkandung dalam beragam jenis makanan, seperti oatmeal, beras, telur, dan pisang. Bila Anda memutuskan untuk menggunakan suplemen tambahan, maka lebih baik diskusikan dulu dengan dokter.
Kelebihan vitamin B kompleks dapat menyebabkan keracunan dan berbagai gangguan fungsi tubuh dan jika kekurangan vitamin ini, dapat menyebabkan dermatitis dan rambut rontok. 

Jangan kebanyakan minum suplemen vitamin

Sekali lagi, terlalu banyak mengonsumsi vitamin dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh . Maka , pastikan Anda harus berkonsultasi  dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui pasti kebutuhan harian serta suplemen apa yang cocok dan aman digunakan (bila ingin suplemen tambahan). 

SUMBER :
Nimas, Matika. 2018. 5 Jenin Vitamin Untuk Kulit sehat, cerah dan awet Muda di https://hellosehat.com/hidup-sehat/kecantikan/5-jenis-vitamin-untuk-kulit/ (diakses pada 24 oktober 2018)
https://harvestsupplement.com/vitamin-untuk-kulit/. diakses pada 24 oktober 2018

Jumat, 28 September 2018

MAKALAH PAMELA G.REED - SELF TRANSCENDENSE THEORY




PAMELA G. REED
SELF TRANSCENDESE THEORY




Disusun oleh:
Fenny Andriani 
(1710711077)







UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2018




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Makalah yang berjudul Pamela G. Reed Self Transcendense Theory ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Melalui makalah ini, kami berharap mampu memberikan dampak positif serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
            Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun makalah menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap pembaca mampu memberikan kritik dan saran sehingga penulis mampu mengevaluasi diri menjadi lebih baik. Penulis juga memohon maaf jika terdapat banyak kesalahan serta kekurangan pada makalah ini.


                                                      

                                                                                                                  Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
    A.  Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi bersifat unik karena ilmu keperawatan selalu dansenantiasa berkembang dan sasaran pelayanannya ditujukan kepada individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Ilmu Keperawatan didasari oleh teori –  teori keperawatan yang masih bisa dikembangkan dan dianalisa.Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatantentang keperawatan. Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadikerangka berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep inisebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan profesional.Salah satu ahli keperawatan, Pamela G. Reed, mengusung teori Self-transcendence yang tergolong dalam kategori middle range theory. Reedmengatakan dalam teorinya bahwa ada tiga konsep mayor yaitu vulnerrability, self-transcendence dan well-being, yang mana pengembangan konsep diri dibatasisecara mulitidimensi yaitu Inwardly (batiniah), outwardly (lahiriah) dan temporally (duniawi). Berdasarkan teori tersebut, terdapat dua poin intervensi yaitu: tindakankeperawatan yang secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal daridalam diri seseorang terhadap transendensi atau berfokus pada beberapa faktorpersonal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerability, hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat

    B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum pada penulisan makalah ini adalah untuk memahami teori Self-trranscendence oleh Pamela G. ReedTujuan Khusus pada penulisan makalah ini adalah menjelaskan teori self-transcendence yang dikembangkan oleh Pamela G. Reed, menganalisa kelebihandan kekurangan teori Self-transcendence dan menganalisa alasan teori ini termasuk ke dalam middle-range theory.

    C. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep teori yang dikemukakan oleh Pamela G Reed?








BAB II
TINJAUAN TEORI

     A.  Biografi Pamela G. Reed
Pamela G. Reed, dilahirkan di Detroit, Michigan pada tahun 1973. Beliau menikah dengan Gary, suaminya, dan telah memiliki 2 putri. Reed memulai karir keperawatannya dengan bersekolah di Wayne State University, Detroit, Michigandan tamat pada tahun 1974, lalu Reed melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dibidang kesehatan mental anak dan remaja dan pendidikan keperawatan dan berhasilmenamatkan dan memperoleh gelar M.S.N pada tahun 1976. Pendidikan tinggiterakhir berikutnya, jenjang S3 (Ph.D) berhasil diselesaikannya pada tahun 1982dengan konsentrasi mayor teori dan riset keperawatan, dengan studi minor padaperkembangan usia dewasa dan usia lanjut (lansia).Saat ini, Reed mengisi kegiatan sehari-harinya dengan mengajar padaFakultas keperawatan University of Arizona College, Tucson. Selain mengajar,Reed juga melakukan penelitian dan memberikan pelayanan administrasi diinstitusi yang sama sejak tahun 1983. Pengajaran dan penelitiannya berfokus padatopik utama Well-being and Aging. Reed yang telah menerima beberapa macampenghargaan juga merupakan pioneer dalam riset-riset keperawatan dalam bidangkajian spiritualitas. (Tomey and Alligood, 2010)

    B. Latar belakang terbentuknya self transcendence theory
Pamella G. Reed (2003) yang teorinya merupakan sintesa dari tiga sumber.Ketiga sumber yang dimaksud antara lain (1) bahwa perkembangan manusiasebagai proses sepanjang hayat dalam mencapai kedewasaan termasuk didalamnyaproses menua dan proses menjelang ajal, (2) adanya factor kontekstual terhadapterjadinya ketidakseimbangan antara manusia dan lingkungan sebagai sesuatu yangpenting dalam pengembangan, dan (3) berdasarkan pengalaman klinik dan risetyang mengindikasikan secara klinik dilaporkan bahwa depresi pada lansia lebihsedikit disebabkan oleh penurunan sumber pengembangan dan perasaan sejahteraakibat penurunan kemampuan fisik dan kognitif daripada kelompok kesehatanlansia.
Reed (1991) mengembangkan teori tentang self-transcendence dengan menggunakan strategi “deductive reformulation“. Strategi ini digunakan untuk membangun middle range theory menggunakan pengetahuan yang diperoleh dariteori non keperawatan yang kemudian di reformulasi secara deductive dari modelkonsep keperawatan. Teori non keperawatan yang dipergunakan adalah life-spantheory pada social kognitif dan pengembangan transpersonal orang dewasa. Prinsipdari teori life-span adalah merupakan reformulasi dari prespektif keperawatan dariMartha E. Rogers tentang konsep kesatuan system manusia.




    C.  Konsep kunci self transcendence theory
1.         Self - Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefinisikan sebagai pengembangankonsep diri dibatasi secara multidimensi yaitu :
a.       Inwardly (batiniah) : Melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dialami.
b.      Outwardly (lahiriah) : Diartikan pentingnya berinteraksi denganlingkungannya.
c.       Temporally (duniawi) : Menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaranuntuk mencapai tujuan masa depan.

Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai pengembangan batasan konsep diri multidimensi:
a.       inward /kedalam (terhadapwawasan yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang) contohmelalui pengalaman introspeksi,
b.      outward/keluar (terhadap kesadaran akan hal laindan lingkungan),
c.       temporal (masa lampau dan masa datang yang terintegrasi saatini).

Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-transcendence mengarah pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang (atau diri sendiri) dengan segera dan pandangan-pandangan sempit dari diri sendiri dan dunia.Fluktuasi ini adalah pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang lebih besardari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward (terhadap oranglain dan lingkungan), dan temporal (terhadap pengintegrasian masa lampau danmasa depan dengan cara meningkatkan masa kini yang relatif).
Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-transcendence adalah kapasitas itu memperluas batasan-batasan" transpersonally (untuk berhubungan dengan dimensi di luar dirinya)"diri sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional, ini memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkanuntuk menguraikan kapasitas perluasan batas.

2.         Well-Being
Didefinisikan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadaanyang baik. Well-being didefinisikan sebagai rasa “feeling whole and healthy” yang sesuai dengan kriteria sendiri untuk wholeness and well-being (Reed,2003).Seseorang dengan tingkat Well-being yang tinggi menunjukkan kepuasan terhadaphidup dan memiliki tingkat depresi yang rendah.
Kesejahteraan (well-being) didefinisikan sebagai “ perasaan merasa utuh dan sehat,sesuai dengan salah satu kriteria untuk perasaan utuh dan kesejahteraannya” (Reed, 2003). Reed mendefinisikan mekanisme yang mendasari kesejahteraan pada artikeltahun 1997. Dalam artikel tersebut, dia mengusulkan keperawatan semestinya “proses keperawatan menuju kesejahteraan”. Kesejahteraan sebagai proses keperawatan, kemudian digambarkan dengan istilah dari sintesa 2 macam perubahan: perubahan dalam kompleksitas kehidupan (contoh : peningkatan kelemahan padalanjut usia atau hilangnya pasangan/orang yang dicintai), perubahan dalam integrasi(contoh. membentuk arti dari kejadian dalam kehidupan).

3.         Vulnerability
Vulnerability didefinisikan sebagai kesadaran akan kematian yang timbul seiringdengan usia dan fase kehidupan atau selama kejadian sakit dan krisis kehidupan (Reed,2003).
Vulnerability merupakan kesadaran seseorang akan adanya kematian, konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk didalamnya adalah krisis kehidupan seperti disabilitas/ketidakmampuan/cacat,penyakit kronik dan terminal, kelahiran dan pengasuhan orangtua.Konsep tambahan dalam teori ini adalah faktor-faktor moderating-mediating danpoin-poin intervensi.

4.         Moderating-Mediating Factors
 Faktor-faktor moderating-mediating adalah variabel-variabel yang bersifat personal dan kontekstual Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : jenis kelamin, usia,kemampuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial danriwayat masa lalu yang dapat mempengaruhi hubugan antara vulnerability dan self-transcendence dan antara self-transcendence dan well-being. Luasnya berbagaivariabel dari individu dan interaksi mereka mungkin mempengaruhi proses self-transcendence juga berkontribusi menuju kesejahteraan. Contoh variabel sepertiumur, jenis kelamin, kemampuan kognitif, pengalaman hidup, perspektif spiritual,lingkungan sosial, dan kejadian histories. Variabel dari individu bisa menguatkanatau melemahkan hubungan antara vulnerability dan self-transcendence dan antara self-transcendence dengan well-being (Reed, 2003).

5.         Point of Intervention
Poin-poin intervensi adalah tindakan keperawatan yang memfasilitasi self-transcendence. Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua point intervensi :
a.       Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri.
b.      Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yangmempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

Tiga hal dibangun dengan menggunakan tiga konsep dasar tersebut, yaitu :
a.       Self-transcendence lebih besar pada seseorang yang menghadapi pokok persoalan akhir dari kehidupannya sendiri daripada pada orang yang tidak menghadapinya. Issue dari akhir kehidupan seseorang diinterpretasikan secaraluas yang timbul dengan peristiwa kehidupan, penyakit, lanjut usia danpengalaman lain yang meningkatkan kesadaran akan kematian.
b.      Boundaries konseptual berhubungan dengan well-being. Tergantung pada sifatalamiahnya, fluktuasi dalam boundaries konseptual mempengaruhi well-being secara positif atau negatif melewati masa kehidupan. Sebagai contoh,peningkatan dalam pandangan dan perilaku self-transcendence diharapkan menjadi positif terkait dengan kesehatan jiwa sebagai suatu indicator well-being pada orang-orang yang menghadapi akhir hidupnya.
c.       Faktor-faktor manusia-lingkungan berfungsi sebagai korelasi, moderator ataumediator dari hubungan antara vulnerability, self-transcendence dan well-being.

    D.  Asumsi mayor
Di dalam teorinya Reed, mengusulkan suatu model untuk membangun kerangka-kerangka konseptual bahwa pendidikan keperawatan merupakan keahlian khususklinis. di model tersebut, kesehatan diusulkan sebagai konsep utama, di sekitar yangaktivitas ilmu perawatan pengambilalihan model adalah bahwa fokus dari disiplin ilmuperawatan di bangunan dan melibatkan pengetahuan untuk mempromosikan proses-proses kesehatan.
1.      Kesehatan (Health)
Kesehatan, didefinisikan secara implicit sebagai proses kehidupan yang terdiri daripengalaman positif dan negative yang digunakan oleh manusia secara kreatif danunik untuk mencapai rasa sejahtera
2.      Keperawatan (Nursing)
Peran aktivitas perawat dalam merawat seseorang melalui proses interpersonal danmanajemen teraupetik terhadap lingkungan, dengan keterampilan untuk promosikesehatan an kesejahteraan.
3.      Manusia
Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang sedangberkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan orang lain dandengan lingkungan dalam perubahan yang kompleks dan vital dimana hal tersebut bisa berkontribusi positif atau negative dalam mencapai kesehatan dan rasa sejahtera
4.      Lingkungan
Keluarga, kontak social,lingkungan fisik, dan sumber komunitas adalah lingkunganyang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan yang dapat dipengaruhi  oleh keperawatan melalui manajemen interaksi terapeutik antara manusia, objek, danaktivitas keperawatan

    E. Hubungan antara konsep-konsep mayor pada self transcendence theory


Model of self-transcendence theory (Tomey (2006) Model teori self transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :
1.      Peningkatan vulnerability dihubungkan dengan peningkatan self transcendence.
2.      Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (well-being).
3.      Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara vulnerability dan self transcendence dan antara self transcendence dan well-being
Self-transcendence dapat diintegrasikan dalam berbagai situasi hidup.Perawat dapat melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan perspektif danakivitas refleksi diri, alturisme, harapan dan keyakinan/keimanan tentang mortalitaspersonal yang dikaitkan dengan peningkatan rasa sejahtera. Kegiatan-kegiatan yangdilakukan dalam kelompok yang memiliki masalah yang sama, seperti contohnya gathering pada kelompok cancer, ostomate, psikoterapi dan lain-lain, dapat dijadikan media bagi seseorang untuk mencapai rasa sejahtera. Dalam kelompok tersebut mereka dapat melakukan sharing, berbagi pengalaman dan salingmembantu antara satu sama lain, sehingga mereka merasa berarti. Ketika seseorang merasa berarti keberadaannya untuk orang lain maupun dirinya sendiri, maka akan timbul rasa sejahtera. Perawat dalam hal ini berperan selaku fasilitator dalam meningkatkan self-transcendence seseorang sedemikian rupa sehingga mampu menggali hal-hal positif dan membangun makna yang positif dalam diri seseorang sehingga menimbulkan rasa sejahtera ( well-being ) dalam dirinya. Perawat dapat memfasilitasi pasien-pasien untuk melakukan self-transcendence dengan memberikan kesempatan untuk merefleksikan berbagai hal, instropeksi diri, menggali keyakinan diri tentang makna hidup, melihat hal-hal positif dalam dirinya, melakukan interaksi positif dengan lingkungannya sehingga mereka yakin bahwa mereka benar-benar merasa berarti bagi dirinya dan orang lain, mereka merasa telah melakukan kebaikan-kebaikan yang akan menjadi bekal dalam menghadapi kondisi terburuk bahkan kematian sekalipun dengan tenang dan damai, pada kondisi demikian dapat dikatakan bahwa mereka merasa sejahtera (well-being). Sebaliknya jika seseorang merasa dirinya tidak berarti, tidak bermakna bagi orang lain dan merasa tidak melakukan hal-hal positif dalam hidupnya, seseorang akan merasa gagal dan merasa sia-sia selama hidupnya sehingga akan timbul rasa tidak tenang menghadapi kondisi kritis atau menghadapi kematian terutama bagi mereka yang memiliki keyakinan akan diminta pertanggungjawaban terhadap perbuatan selama hidupnya oleh Tuhan setelah mereka meninggal, rasa takut tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya itulah yang menimbulkan rasa tidak sejahtera dalam dirinya, perawat harus mencegah perasaan pasien yang seperti itu melalui intervensi untuk menigkatkan self-transcendence yang positif sehingga tercapai rasa sejahtera (well-being).
Self-transcendence merujuk pada fluktuasi persepsi yang melampaui batas-batas seseorang atau dirinya melebihi batasan pandangan tentang diri dan dunianya. Fluktuasi ini merupakan pandimensional yaitu pandangan keluar (terhadap orang lain dan lingkungan), pandangan ke dalam (terhadap kesadaran yang lebih tinggi dari kepercayaan, nilai-nilai dan mimpi-mimpinya) dan pandangan yang bersifat temporal (terhadap integrasi atau penyatuan masa lalu dan masa yang akan datang),dan Well-being, diartikan sebagai rasa yang timbul dari keseluruhan perasaan sehat,termasuk didalamnya kriteria yang ditetapkan sendiri tentang keseluruhan perasaan sejahtera. Sehingga perawat dapat melakukan intervensi-intervensi untuk meningkatkan personal dan contextual factor yang mendorong seseorang untuk mampu menggalihal-hal positif mengenai pandangannya tentang vulnerability sehingga menghasilkan self-transcendende yang positif untuk mencapai rasa sejahtera (well-being).








BAB III
PEMBAHASAN
A.      Kelompok Teori
Salah satu mid-range theory adalah teori self transcendence yang dikembangkan oleh Pamela G. Reed. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa teori self transcendence menjadi bagian dari mid-range theory, yaitu:
1.      Teori Reed mempunyai 3 konsep yaitu vulnerability, self-transcendence dan kesejahteraan (wellness) dan memiliki 2 konsep yang lain yaitu faktor personal danlingkungan serta petunjuk intervensi. Sangat jelas digambarkan bahwa teori tersebutmemiliki sedikit konsep dan variabel.
2.      Teori Reed dapat diaplikasikan pada berbagai situasi dan kondisi kesehatan manusia termasuk dalam hal penyembuhan. Konsep mayor dari teori ini dapat digunakan seseorang menghadapi kejadian hidup mulai dari lahir, ancaman sakit dan menghadapi kejadian hidup mulai dari lahir, ancaman sakit dan menghadapi kematian.
3.      Sebahagian konsepnya masih bersifat cukup abstrak yaitu self-transcendence, wellness, vulnerability, namun keabstrakan tersebut bisa menjadi studi ilmiahmenarik untuk pengembangan teori melalui riset.
4.      Teori menggunakan 3 sumber yaitu :
4. 1 Konseptualisasi baru dari perkembangan manusia sepanjang proses
 kehidupannya.
4. 2 Dari grand theory Martha Rogers tentang unitary human being, dengan teoriyang diadopsi yaitu teori tentang perkembangan life span (masa kehidupan).Dimana teori ini menjelaskan bahwa manusia dalam hidupnya akan mengalamiproses perkembangan yang tidak bisa diprediksikan namun tetap memiliki poladan tujuan, ia juga mengidentifikasi bahwa akan selalu terjadiketidakseimbangan hubungan antara manusia dan lingkungannya yangmerupakan kebutuhan dalam menjalankan proses perkembangan hidup.
4. 3 Teori Reed juga bersumber pada pengalaman-pengalaman klinik dan riset.
5.      Menggambarkan fenomena keperawatan berhubungan dengan tindakan keperawatan yang direncanakan dan juga berorientasi pada pencapaian tujuan/hasil yang berfokus pada klien/pasien.

B.       Kritisi terhadap Self Transcendence theory
1.      Clarity and Consistency
Clarity and consistency menjadi deskripsi kunci dari refleksi teori (Chinn &Kramer, 2004). Klarifikasi digunakan untuk mendefinisikan konsep yang sudah ada agar mudah dimengerti antar variabel. Konsistensi diperlukan agar konsepmudah dievaluasi dari variabel yang telah digunakan. Clarity and consistency digunakan oleh Pamela untuk memperkuat variabel yang digunakan dalamteorinya yang mengambil teori yang sudah ada. Salah satu contoh konsep teoriyang diadopsi oleh Pamela adalah teori Rogers tentang human beings.
2.      Simplicity
Simplicity atau kesederhanaan digunakan oleh Pamela untuk memiliki jumlah minimal dalam konsep dan keterkaitan antar variabel. Kesederhanaan ini dapat terlihat pada variable self-trancendence, vulnerability, dan well-being. Secara keseluruhan konsep utama adalah hubungan yang dihasilkan oleh konsep yang minimal, bermakna dan komprehensif.
3.      Generality
Generality atau keumuman dijelaskan sebagai teori yang dapat diterapkan pada semua tahap perkembangan. Konsep utama Pamela dapat diterapkan pada kelahiran, pengasuhan, penyakit kronis, dan yang mengalami penyakit terminal.
4.      Empirical Precesion
Empricical precesion adalah ketelitian yang dimiliki sesorang berdasar pada pengalaman yang dimiliki. Ketelitian ini digunakan untuk melihat,mengobservasi kejadian tertentu yang berkaitan dengan proses keperawatan.Teori yang dikembangkan Pamela masih sedikit abstrak, tetapi sudah mengidentifikasi dari konsep yang sudah digunakan pada teori sebelumnya.
5.      Derivable Consequences
Self-trancendence adalah salah satu teori middle range yang dapat digunakandalam pendidikan keperawatan, penelitian, dan praktek klinik. Teori ini berdasardari filosofi keperawatan, penelitian dan praktik yang sudah melalui pengujian sehingga muncul pengetahuan baru yang bermanfaat dalm dunia keperawatan.Teori memberikan wawasan tentang situasi kesehatan seseorang yang relevan dengan dunia keperawatan.

Kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan :
1.      Baik digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan masalahpsikososial.
2.      Faktor spiritual cukup dipertimbangkan dalam penyelesaian masalah klien.
Kekurangan :
1.      Beberapa bagan yang ditampilkan tidak menguraikan secara jelas yang menghubungkan variabel-variabel dalam bagan tersebut.
2.      Banyak variabel dalam teori, seperti vulnerability dan transendensi diri serta kondisi sejahtera yang masih abstrak, sehingga masih dapat kesulitan diterapkan dalam praktik.
3.      Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit dicerna oleh para perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam praktik.
4.      Terbatas digunakan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan dengan adanyamasalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan penanganan fisiknya.

Teori Pamela dapat digunakan dalam:
1.      Practice
Teori self-trancendence Pamela dapat digunakan dalam praktik keperawatan,terutama dalam proses pengkajian pada pasien. Teori ini sangat tepat digunakan dalam proses pengkajian karena variabel yang digunakan sudah mencakup tentang fenomena yang terjadi dimasyarakat. Perawat dapat melakukan pengkajian tentang; refleksi diri, harapan, dan pembimbing rohani pasien.
2.      Education
Edukasi yang dimaksud adalah edukasi untuk perawat dan edukasi yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan keperawatan. Self-trancendence banyak menggunakan teori-yeori yang sudah digunakan oleh para pakar sebelumnya.Pamela mengatakan kapasitas dan permasalahn pasien dapat diselesaikan bersama dengan perawat melalui pendidikan kesehatan.
3.      Research
Penelitian yang digunakan para peneliti tidak lepas dari variabel yang dikembangkan Pamela dalam teori self-trancendence. Variabel ini dapat digunakan dalam berbagai tempat peneltian seperti; komunitas, keluarga, jiwa, dan lainsebagainya. Penelitian yang pernah menggunakan self-trancendence membuktikanbahwa pasien memiliki hubungan yang kuat dalam menghadapi penyakitnya.

Teori Reed Slef-transcendence merupakan pengembangan dari teori-teori lainyang bersumber dari grand teori dan masuk dalam middle-range teori, teori self transcendence ini sebagai suatu upaya untuk pengembangan konsep diri yang lebih baik,middle-range teori sendiri mempunyai ciri ruang lingkup yang lebih terbatas,tingkat keabstrakannya yang lebih sedikit , membahas fenomena atau konsep yang lebihspesifik, dan merupakan cerminan dari praktik. Komponen utama dalam teori ini yaitu vulnelabirity, self transendense, well-being, moderating mediating factor, point of intervention, yang mana dari komponen ini saling berhubungan sebagai sebab akibat. Teori Reed ini juga menggambarkan fenomena keperawatan berhubungan dengan tindakan keperawatan yang direncanakan dan juga berorientasi pada pencapaian tujuanatau hasil yang berfokus pada klien.
Teori ini bisa di aplikasikan terhadap kasus terutama yang berhubungan dengan masalah psikosial meskipun nilai keabstrakan dalam reori ini masih ada, tetapi hal itudapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Teori Reed dapat diaplikasikan pada berbagai situasi dan kondisi kesehatan termasuk dalam proses penyembuhan. Konsep mayor dalam teori ini dapat digunakan seseorang dalam menghadapi kejadian hidup mulai dari lahir, ancaman sakit sampai proses menghadapi kematian karena teori Reed ini bersumber dari pengalaman praktek dan riset.
Walaupun terbatas dalam penerapannya teori Greed ini hanya terbatas pada kasus-kasus yang berhubungan dengan adanya masalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan penangan pada masalah fisiknya. Tetapi perawat dapat melakukan intervensi-intervensi untuk meningkatkan personal dan contextual factor yang mendorong seseorang untuk mampu menggali hal-hal positif mengenai pandangannya tentang vulnerability sehingga menghasilkan self-transcendende yang positif untuk mencapai rasa sejahtera (well-being).





  

BAB IV
PENUTUPAN

     A. Kesimpulan
1.      Teori Self Transcendence merupakan teori yang dikemukakan oleh Pamela G.Reed yang berada dalam klasifikasi middle range theory, disebabkan olehbeberapa karakteristik  middle range theory dimiliki oleh teori ini.
2.      Kelebihan teori ini adalah baik digunakan untuk menyelesaikan berbagaimasalah yang terkait dengan masalah psikososial dan untuk faktor spiritualcukup dipertimbangkan dalam penyelesaian masalah klien.
3.      Terdapat beberapa kekurangan dari teori ini baik dilihat dari segi kejelasan,banyaknya variabel, konsep utama teori, dan terdapat 2 variabel yang tidak  jelas apakah termasuk dari bagian utama teori atau tidak.
4.      Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit dicerna olehpara perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam praktik.
5.      Dapat diaplikasikan dalam beberapa ranah edukasi, riset ataupun praktik, dandalam proses keperawatan dapat diaplikasikan pada setiap tahap proseskeperawatan terkecuali evaluasi.
     B.  SARAN
1.      Bagi penelitian-penelitian selanjutnya, bisa menjadi bahan peneliti untuk perbaikan teori dari ketidakjelasan dan keabstrakan yang dimiliki oleh teoriini.
2.      Sebaiknya ada metoda proses keperawatan yang dijelaskan dalam teorisecara implisit sehingga penerapannya dalam praktik menjadi lebih mudahdipahami dan dilaksanakan oleh perawat.







DAFTAR PUSTAKA

·         Marriner Tomey, A., & Alligood, M. R. (2010). Nursing Theory and Their Work (7rded.). St. Louis: Mosby.
·         Smith, M.J. & Liehr, P.R (ed.). 2008. Middle Range Theory for Nursing. 2nd edition.New York: Springer Publishing Company, LLC